
Jakarta, Indonesia CN–15 Mei 2025 – Suksesi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menandai babak penting bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dengan latar belakang militer yang kuat dan pengalaman kepemimpinan yang luas, Prabowo Subianto berada pada posisi unik untuk memandu TNI dalam menghadapi kompleksitas tantangan pertahanan nasional. Analisis akademis terbaru menyoroti bagaimana TNI di bawah kepemimpinannya dapat meningkatkan efektivitas melalui penguatan ketahanan organisasi, penciptaan nilai strategis, dan penerapan kepemimpinan ambideksteritas.
Kajian ini secara signifikan membedah perbedaan fundamental antara pendekatan kepemimpinan strategis Prabowo dengan konsep Dwi Fungsi ABRI di masa lalu. Alih-alih melibatkan militer secara langsung dalam ranah politik dan sosial, kepemimpinan Prabowo menekankan pengembangan kapasitas internal TNI secara profesional, sesuai dengan peran utamanya dalam menjaga kedaulatan negara.
Kepemimpinan Ambideksteritas: Keseimbangan Inovasi dan Kesiapan Operasional
Naiknya Prabowo Subianto ke tampuk kepemimpinan nasional merefleksikan fokus strategis pada kebijakan pertahanan. Kredibilitas militer dan pemahaman mendalam beliau tentang keamanan nasional selaras dengan kebutuhan TNI untuk mengembangkan kepemimpinan ambideksteritas – kemampuan untuk menyeimbangkan kesiapan operasional jangka pendek dengan inovasi strategis jangka panjang. Konsep ini, yang ditekankan dalam studi oleh Raisch dan Birkinshaw (2008), menjadi krusial mengingat kompleksitas geopolitik yang dihadapi Indonesia.
Ketahanan Organisasi: Pilar Utama di Bawah Kepemimpinan Prabowo
Dalam era kepemimpinan Presiden Prabowo, ketahanan organisasi menjadi semakin vital, mengingat beragamnya ancaman mulai dari serangan siber hingga bencana alam. Ketahanan, yang didefinisikan oleh Lengnick-Hall dan Beck (2011) sebagai kemampuan organisasi untuk mengantisipasi, merespons, dan pulih dari gangguan, dapat ditingkatkan melalui implementasi strategi komprehensif yang mengintegrasikan aspek manusia dan teknologi.
Lebih jauh, pendekatan ketahanan organisasi ini berpotensi menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Investasi dalam teknologi pertahanan canggih, termasuk infrastruktur keamanan pangan dan sistem respons bencana, dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor teknologi dan manufaktur dalam negeri.
Ambideksteritas dalam Aksi: Lebih dari Sekadar Teori
Implementasi ambideksteritas dalam strategi militer di bawah kepemimpinan Prabowo melibatkan keseimbangan antara eksplorasi (pengembangan kemampuan baru) dan eksploitasi (optimalisasi sumber daya yang ada), sebagaimana diteorikan oleh O’Reilly dan Tushman (2013). Pemerintah Presiden Prabowo dapat memprioritaskan kemampuan ganda ini untuk meningkatkan adaptabilitas dan inovasi TNI dalam menghadapi lanskap keamanan yang dinamis.
Integrasi program-program sosial strategis, seperti program makan bergizi gratis (MBG), dapat memperkuat praktik ambideksteritas ini. Optimalisasi sumber daya logistik TNI dan pengembangan kapasitas baru dalam manajemen distribusi bantuan pangan menunjukkan bagaimana sumber daya militer dapat dieksplorasi dan dieksploitasi secara efektif untuk kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan gagasan Lengnick-Hall dan Beck (2011) tentang pentingnya respons cepat dan efektif terhadap kebutuhan lingkungan eksternal.
Menavigasi Ketidakpastian Lingkungan Global
Ketidakpastian lingkungan, terutama di kawasan geopolitik yang sensitif seperti Asia Tenggara, memberikan dampak signifikan terhadap strategi militer. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, TNI dituntut untuk mampu mengelola tantangan seperti sengketa wilayah, ketidakstabilan politik regional, dan ancaman siber yang terus meningkat. Penelitian oleh Boin dan Van Eeten (2013) menyoroti bahwa ketidakpastian yang tinggi dapat menghambat ketahanan organisasi, sehingga menekankan perlunya peningkatan kemampuan adaptif dalam tubuh TNI.
Pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan komitmen untuk memfokuskan TNI pada peningkatan kapasitas militer murni yang relevan dengan tantangan keamanan kontemporer, sekaligus meningkatkan profesionalisme dan kredibilitas TNI di kancah nasional dan internasional.
Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto membuka peluang transformatif bagi TNI melalui integrasi kepemimpinan ambidekster, penguatan ketahanan organisasi, dan adopsi inovasi strategis. Pergeseran signifikan dari konsep Dwi Fungsi ABRI menuju kepemimpinan ambideksteritas menandai fokus baru pada profesionalisme dan peran militer sebagai garda terdepan dalam menghadapi ketidakpastian global. Keberhasilan Prabowo sebagai presiden akan diukur oleh kemampuannya membangun kekuatan militer yang tangguh, adaptif, dan siap menjaga kedaulatan serta keamanan Indonesia di masa depan.
Mengenai Analisis Ini:
Analisis ini didasarkan pada kajian akademis oleh Muhammad Dhany Afrihan, B.Sc., M.A., P.Hd., seorang Doctor of Research in Management dari Binus University. Pria kelahiran Jambi berusia 33 tahun ini memberikan perspektif mendalam mengenai implikasi kepemimpinan Presiden Prabowo terhadap masa depan pertahanan nasional Indonesia.
Dukungan untuk Kepemimpinan Strategis:
Bobi Irawan, Komisaris Utama PT Cyber Nasional, menyampaikan dukungan dan apresiasinya terhadap visi kepemimpinan strategis yang diusung oleh Presiden Prabowo dalam memajukan TNI.
Publisher -Red