
!Yokatapa, Papua Tengah, CN – Di pagi yang memesona pada tanggal 16 Mei 2025, kehangatan mentari pagi yang lembut berpadu dengan sejuknya udara pegunungan di Kampung Yokatapa. Di tengah suasana yang damai ini, sebuah pemandangan yang luar biasa terbentang: prosesi sakral pembuatan Honai, rumah adat yang menjadi jantung budaya Suku Moni di Kabupaten Intan Jaya.
Di sela-sela kesibukan pagi yang penuh semangat, Ropinus, seorang tokoh masyarakat Yokatapa yang dihormati, dengan bangga berbagi kisah tentang kegiatan yang sarat makna ini. Honai yang tengah didirikan dengan penuh khidmat ini berlokasi di halaman kediaman Alpius Nambagani S.I.P, Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Intan Jaya, yang dengan visi mulianya mendukung pelestarian warisan leluhur ini.
Dengan penuh keyakinan, Alpius Nambagani menyampaikan pesan yang menggugah hati, “Budaya Suku Moni adalah permata yang tak ternilai harganya dan harus kita jaga bersama. Proses pembuatan Honai ini adalah cerminan luhur dari nilai kebersamaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita. Ini adalah pelajaran berharga bagi generasi muda, agar akar budaya kita tidak pernah lekang ditelan zaman.”
Setiap bambu yang dirangkai, setiap helai ilalang yang diikat, adalah simbol dari persatuan dan gotong royong yang menjadi ciri khas Suku Moni. Proses pembuatan Honai bukan hanya sekadar membangun sebuah rumah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus, memastikan bahwa kekayaan budaya ini akan terus hidup dan berkembang di bumi Papua Tengah.
Sungguh sebuah pagi yang menginspirasi di Yokatapa, di mana tradisi dan semangat kebersamaan berpadu menciptakan harmoni yang indah. Prosesi pembuatan Honai ini adalah bukti nyata bahwa budaya Suku Moni terus bersemi, menjadi kebanggaan dan identitas yang tak tergoyahkan bagi masyarakat Intan Jaya.
Publisher -Red
Reporter CN Nasional – Derry Albert