
Cilacap, Jawa Tengah,- CN– Gemuruh syukur menggema di Desa Bojong, Kawunganten, Cilacap, pada Jumat sore (16/5/2025). Rintik hujan yang membasahi lapangan justru menjadi saksi bisu atas kehangatan kebersamaan dan luapan rasa terima kasih masyarakat atas panen raya yang melimpah. Sebuah tradisi tasyakuran yang tak lekang oleh zaman, berhasil menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam harmoni yang memukau.
Dari balik payung dan tetesan air, hadir para pemimpin dan tokoh panutan: Camat Kawunganten Rohman, yang turut merasakan kebahagiaan warganya; Danramil Kawunganten Kapten Infanteri Bambang, yang hadir sebagai simbol sinergi antara masyarakat dan aparat; Kapolsek Kawunganten AKP Totok Nuryanto, yang memastikan keamanan acara; hingga para tokoh agama dan masyarakat yang menjadi suluh pengayom bagi desa. Tak ketinggalan, para pemuda – harapan masa depan – serta warga dari berbagai penjuru Bojong dan desa tetangga pun larut dalam sukacita ini. Pemandangan ini adalah mozaik indah dari sebuah komunitas yang solid dan saling terhubung.
Di tengah suasana penuh kekeluargaan, Kepala Desa Bojong, Siman, menyampaikan pidato yang menyentuh hati. Ia tak henti-hentinya mengucap syukur dan mengapresiasi kerukunan, kedamaian, dan partisipasi aktif seluruh warga dalam membangun desa impian. Sebuah fakta yang membanggakan terungkap: tasyakuran ini sepenuhnya didanai oleh swadaya masyarakat, membuktikan betapa kuatnya gotong royong dan kepedulian di Bojong.
“Malam ini, di bawah langit yang menitikkan rahmat, kita berkumpul untuk mengagungkan Sang Pencipta atas kesehatan, rezeki yang berlimpah dari bumi pertiwi, dan kelancaran usaha bagi setiap pedagang di desa kita,” ujar Kepala Desa Siman, dengan mata berbinar penuh haru.
Ajaibnya, gerimis yang terus turun tak sedikit pun mengurangi kekhidmatan acara. Wajah-wajah penuh harap tetap menunduk dalam doa, bibir-bibir komat-kamit melantunkan puji syukur. Setiap tetes hujan seolah membawa serta rasa terima kasih yang tulus dari lubuk hati setiap warga Bojong.
Tasyakuran ini lebih dari sekadar ritual tahunan. Ia adalah denyut nadi sosial Desa Bojong, sebuah pengingat bahwa di tengah gempuran modernitas, nilai-nilai kebersamaan dan kearifan lokal tetap kokoh berdiri. Antusiasme warga yang membanjiri lapangan, mengabaikan dinginnya malam dan rintik hujan, adalah bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan rasa syukur telah mendarah daging dalam kehidupan mereka.
Lebih dalam lagi, perayaan ini adalah refleksi mendalam tentang harmoni antara manusia dan alam. Panen raya yang melimpah adalah buah dari kerja keras para petani yang bersinergi dengan anugerah alam semesta. Tasyakuran ini adalah pengakuan tulus atas ketergantungan kita pada Sang Khalik dan lingkungan yang memberi kehidupan.
Di tengah berbagai hiruk pikuk zaman, tasyakuran di Desa Bojong adalah oase yang menyegarkan. Ia adalah potret masyarakat yang cerdas memaknai rezeki, arif melestarikan tradisi, dan solid dalam membangun kebersamaan. Semangat ini diharapkan terus membara dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menumbuhkan rasa syukur dan mempererat tali persaudaraan.
Di balik layar kemeriahan, terlihat kesigapan aparat keamanan gabungan dari Polsek, Koramil, Satpol PP, Linmas, Banser, dan organisasi masyarakat lainnya. Mereka bahu-membahu menjaga ketertiban lalu lintas dan keamanan, memastikan setiap rangkaian acara berjalan lancar dan kondusif, sehingga kebahagiaan dan rasa aman dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Sorotan Jurnalis: Ketahanan semangat dan kebersamaan masyarakat Bojong di tengah kondisi cuaca yang kurang mendukung adalah cerminan dari kuatnya ikatan sosial dan penghargaan terhadap tradisi. Inisiatif swadaya dalam penyelenggaraan acara ini menunjukkan kemandirian dan gotong royong yang patut menjadi teladan.
Publisher -Red
Kontributor liputan CN – Sas