
Kikim LAHAT, Sumatera Selatan, CN– 21 Mei 2025,- Jauh sebelum era modern dengan beton dan baja mendominasi, rumah panggung kayu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Nusantara, khususnya di Desa Lubuk Layang Ilir, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Struktur arsitektur yang telah berdiri kokoh sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga dekade 1990-an ini, menyimpan beragam kisah dan kearifan lokal yang patut dikenang.
Sejarah dan Fungsi Rumah Panggung Kayu
Berdasarkan informasi dari berbagai tokoh masyarakat setempat, pembangunan rumah panggung kayu di masa lampau didorong oleh keterbatasan bahan bangunan modern. Kayu menjadi material utama yang melimpah dan mudah didapat dari hutan rimba yang kala itu masih luas membentang.
Lebih dari sekadar tempat tinggal, rumah panggung kayu juga berfungsi sebagai bentuk antisipasi terhadap ancaman binatang buas. Pada zaman dahulu, populasi hewan liar seperti harimau dan beruang masih banyak berkeliaran dan kerap memasuki perkampungan. Ketinggian rumah panggung memberikan rasa aman dan perlindungan bagi penghuninya.
Selain itu, tidur di rumah panggung kayu menawarkan kenyamanan tersendiri. Dinding dan lantai kayu alami mampu menjaga kehangatan di malam hari, bahkan tanpa alas tidur sekalipun. Suasana yang nyaman dan asri menjadi daya tarik tersendiri bagi penghuni rumah kayu.
Pergeseran Zaman dan Tantangan Pelestarian
Seiring berjalannya waktu dan kemajuan zaman, pola pembangunan rumah masyarakat pun bergeser. Bahan bangunan modern seperti batu bata, besi, dan semen mulai menggantikan peran kayu. Efisiensi dan kecepatan pembangunan menjadi salah satu faktor utama pergeseran ini.
Meskipun demikian, saat ini rumah kayu masih mudah dijumpai di setiap desa di wilayah Kabupaten Lahat. Keberadaannya menjadi pengingat akan arsitektur tradisional dan gaya hidup masa lalu. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa rumah kayu di masa depan akan semakin sulit ditemukan.
Modernisasi dan perubahan bentang alam menjadi penyebab utama. Hutan rimba yang dulunya menjadi sumber utama material kayu kini telah banyak beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit, menyebabkan kelangkaan bahan baku. Selain itu, minat masyarakat terhadap pembangunan rumah kayu juga semakin menurun karena dianggap tidak lagi praktis dan efisien.
Rumah panggung kayu di Lubuk Layang Ilir bukan hanya sekadar bangunan, melainkan saksi bisu peradaban yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Keberadaannya adalah warisan berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan agar generasi mendatang dapat memahami kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Publisher -Red
Editor CN -Jhon
Reporter CN Nasional – KDS/TIM