SINAMANENEK — Kepala Desa Sinamanenek, H. Abdoel Rachmancan, mengeluarkan pernyataan resmi guna mengklarifikasi sejumlah isu negatif yang beredar luas di media daring. Isu-isu tersebut, yang mencakup ancaman kelaparan, bentrokan, hingga orang hilang, dinilai Kades telah mendistorsi fakta dan menggambarkan kondisi desa seolah-olah tidak kondusif. Kades menegaskan bahwa Desa Sinamanenek saat ini dalam kondisi aman dan terkendali.
“Kami tegaskan bahwa Desa Sinamanenek baik-baik saja. Semua isu yang beredar, satu per satu, kami klarifikasi berdasarkan fakta dan data di lapangan,” ujar Abdoel Rachmancan pada hari [Tanggal Rilis] di Sinamanenek.
Meluruskan Isu-Isu Utama, Kades Abdoel Rachmancan secara spesifik membantah poin-poin pemberitaan yang ia anggap tidak akurat:
1. Isu Warga Terancam Kelaparan
Abdoel Rachmancan membantah keras narasi yang menyebutkan masyarakat Desa Sinamanenek terancam kelaparan. Ia menjelaskan bahwa narasi tersebut tidak proporsional.
“Penduduk kami lebih dari 18 ribu jiwa, semuanya hidup normal dan produktif. Isu tersebut tidak masuk akal. Perselisihan yang ada hanya melibatkan kelompok internal Koperasi KNES dan kelompok Koperasi Kaposan, yang jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan masyarakat desa,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa upaya menghubungkan konflik internal koperasi dengan isu kelaparan masyarakat secara keseluruhan merupakan tindakan yang berlebihan dan tidak sesuai fakta.
2. Isu Orang Hilang
Mengenai laporan adanya warga Sinamanenek yang hilang, Kades juga memberikan bantahan tegas.
“Hingga pernyataan ini disampaikan, tidak ada satu pun warga Sinamanenek, baik yang memiliki KTP maupun KK Sinamanenek, yang dilaporkan hilang. Tidak ada laporan resmi apa pun yang kami terima,” tegas Kades.
3. Isu Bentrokan Antarwarga
Terkait isu bentrokan, Kades meluruskan bahwa peristiwa yang terjadi bukanlah bentrokan fisik atau kekerasan yang melibatkan massa.
“Yang terjadi bukanlah bentrokan atau kerusuhan. Kejadian yang sebenarnya hanyalah perdebatan atau adu mulut antara anggota Koperasi Kaposan dengan oknum anggota keamanan kebun KNES. Tidak ada kekerasan, dan tidak ada gejolak besar antarwarga,” katanya.
Kades meminta media massa untuk memberitakan peristiwa secara proporsional dan tidak membesar-besarkan insiden kecil menjadi seolah-olah konflik yang masif.
Dalam kesempatan tersebut, Kades juga menyampaikan perkembangan terkait pembayaran gaji bagi petani yang merupakan anggota Koperasi KNES. Ia menyebut, Pemerintah Desa telah mengambil langkah untuk menata kembali administrasi KNES agar lebih tertib dan transparan.
– Gaji Bulan Oktober: Gaji untuk bulan Oktober sudah dibayarkan secara tunai sebesar Rp750.000 per petani pemegang sertifikat.
– Gaji Bulan November: Untuk pembayaran bulan November, Pemerintah Desa masih menunggu proses transfer dana dari CV Elsa, yang merupakan mitra resmi KNES.
“Pemerintah desa berkomitmen untuk langsung menyalurkan pembayaran kepada seluruh anggota KNES dan Kaposan tanpa diskriminasi, segera setelah dana dari mitra ditransfer. Kami akan memastikan hak-hak petani tetap dipenuhi dan administrasi berjalan tertib,” pungkas Abdoel Rachmancan.
Kades mengimbau seluruh pihak, termasuk media dan masyarakat, agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan kembali bahwa Desa Sinamanenek dalam keadaan aman, kondusif, dan persoalan yang ada hanyalah bersifat internal antara dua koperasi, bukan masalah desa secara umum.
Publisher -Red
Kontributor Liputan CN- Fajar
Eksplorasi konten lain dari Cyber Nasional
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.










