BANGKO, 4 Desember 2025 — Kekecewaan warga RT 15, Lorong Belakang TK Pembina 1, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, memuncak menjadi aksi protes di Kantor Lurah Pasar Atas hari ini. Mereka mendesak penjelasan atas dugaan pelaksanaan proyek pembangunan rabat beton yang bermasalah, terutama terkait kualitas dan transparansi anggaran. Ironisnya, di tengah kegaduhan ini, Lurah Pasar Atas, Mulyati, tidak berada di tempat karena alasan perjalanan mendadak ke Jambi, memicu pertanyaan tentang prioritas kepemimpinan di kantor layanan publik.
Inti keluhan warga berpusat pada kualitas pekerjaan proyek yang dilaksanakan oleh organisasi masyarakat (ormas) LEMPAMARI. Warga menemukan indikasi kecerobohan yang berpotensi merugikan negara:
– Keretakan Dini: Warga menyoroti adanya keretakan pada struktur rabat beton yang baru selesai.
– Tanpa Perawatan: Proyek tersebut diduga tidak menggunakan terpal untuk menutup beton selama proses pengeringan, sebuah standar minimum dalam pekerjaan pengecoran untuk menjaga kualitas dan mencegah keretakan.
Selain masalah teknis, transparansi anggaran proyek fisik senilai Rp82 juta ini juga dipertanyakan secara tajam. Warga membandingkan realisasi proyek dengan perhitungan konsultan sebelumnya:
“Warga mempertanyakan mengapa pembangunan rabat beton tidak sampai ke pinggir sungai, padahal konsultan pernah menghitung anggaran yang hampir sama. Panjang dan lebar proyek saat ini dinilai jauh berbeda dari perhitungan awal,” ungkap seorang sumber.
Perbedaan drastis antara perencanaan dan realisasi ini memunculkan kecurigaan serius terhadap potensi mark-up atau pengurangan volume pekerjaan.
Niat warga untuk bertemu langsung dengan Lurah Mulyati untuk menyampaikan aspirasi dan meminta pertanggungjawaban gagal total. Keberangkatan lurah yang diklaim mendadak ke Jambi menjadi poin kritisisme yang signifikan.
Absensi mendadak pejabat utama di tengah isu krusial yang menyangkut kepentingan publik dan penggunaan anggaran negara menunjukkan lemahnya akuntabilitas dan kegagalan dalam manajemen krisis.
Mujibur, salah seorang warga RT 15 yang memimpin protes, menegaskan alasan tindakan mereka. “Kami sebagai warga merasa perlu menanyakan hal ini karena kami yang dirugikan. Ini kan uang negara, jadi ada kewajiban kita sebagai masyarakat untuk mengawasi,” pungkasnya, menggarisbawahi fungsi kontrol sosial masyarakat. Ia juga memastikan aksi ini sudah sepengetahuan Ketua RT 15.
Keluhan warga akhirnya diterima oleh Sekretaris Lurah (Seklur) Pasar Atas, Ali. Seklur Ali mengonfirmasi telah mengetahui keberangkatan lurah sejak pagi hari. Menanggapi desakan warga, Seklur Ali berjanji akan segera turun ke lokasi proyek bersama warga hari ini juga untuk melakukan pengecekan.
“Saya akan cek dulu ke lapangan. Nanti, setelah lurah pulang, kita akan terima tawaran warga untuk rapat… Kita tunggu petunjuk dari Bu Lurah dulu,” ujar Seklur Ali.
Pernyataan Seklur Ali yang masih menggantungkan tindak lanjut keputusan pada petunjuk lurah menunjukkan adanya birokrasi yang lamban dan dapat diartikan sebagai penghindaran tanggung jawab langsung dari Lurah Pasar Atas.
Redaksi akan terus memantau janji pengecekan lapangan ini dan menantikan respons resmi Lurah Mulyati terkait dugaan penyimpangan kualitas dan anggaran proyek rabat beton tersebut.
Reporter: Red
Eksplorasi konten lain dari Cyber Nasional
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.










