ACEH -, 8 Desember 2025 -Banjir bandang dan tanah longsor dengan skala kerusakan yang masif telah menerjang sebagian besar wilayah Sumatra, dengan dampak terparah terpusat di Provinsi Aceh. Masyarakat korban kini menyerukan desakan keras kepada Pemerintah Republik Indonesia agar Presiden segera membuat keputusan dengan menetapkan status Bencana Nasional. Bencana yang menimpa Aceh dan Sumatra ini dinilai telah melampaui batas kewajaran, bahkan dikategorikan menyerupai skala Tsunami, meskipun yang meluap adalah air sungai, bukan air laut.
Situasi di daerah terdampak telah mencapai titik kritis. Salah satu kabupaten yang paling parah terkena dampaknya adalah Aceh Tamiang, di mana 95% wilayahnya dilaporkan sempat terendam banjir beberapa waktu lalu. Hingga kini, ribuan masyarakat korban di Aceh Tamiang masih mengungsi di mushola-mushola dan fasilitas seadanya. Mereka menghadapi kelaparan dan krisis logistik yang parah akibat lambatnya kiriman bantuan dari pemerintah daerah.
Bencana ini telah melenyapkan segalanya. Korban membutuhkan bantuan mendesak berupa logistik, bahan pangan, dan pakaian, karena tidak ada lagi harta benda yang bisa diselamatkan; semuanya hanyut terseret arus air yang sangat deras. Kini, yang tersisa hanyalah puing-puing reruntuhan rumah mereka yang berselimut lumpur tebal yang menyelimuti ruas jalan.
Dampak krisis ini menjalar ke sektor kesehatan dan infrastruktur. Sejumlah fasilitas medis di Aceh kini dilaporkan lumpuh. Banyak warga yang jatuh sakit tidak mampu tertangani dengan baik karena kurangnya peralatan, sebab fasilitas kesehatan juga ikut diterpa banjir. Selain itu, penerangan dan akses jalan yang terputus total semakin memperburuk situasi. Masyarakat berharap agar permasalahan infrastruktur ini ditangani dengan segera. Ancaman baru pun muncul: bau busuk yang mematikan dari genangan air dan puing mulai menyebar, dikhawatirkan akan memicu wabah penyakit yang menyerang warga. Sebelum korban meninggal semakin bertambah, perhatian dan penanganan yang maksimal dari negara sangatlah dibutuhkan.
Untuk mengatasi bencana ini, masyarakat berharap agar Pemerintah Pusat segera membentuk tim Satuan Tugas (Satgas) sebanyak-banyaknya. Tim ini diharapkan dikirim dari pusat ke Aceh, dan Provinsi Aceh sendiri juga membentuk tim Satgas internal untuk membantu mengevakuasi dan menangani korban banjir yang melanda.
Kepada Presiden, diminta untuk segera memastikan kesiapsiagaan BNPB dalam menangani akses darurat di seluruh titik bencana di Sumatra dan Aceh. Selain itu, terdapat desakan agar Presiden dapat memerintahkan seluruh perusahaan tambang dan perusahaan kebun kelapa sawit untuk segera mengucurkan bantuan darurat bagi korban banjir di Pulau Sumatra, meliputi Provinsi Aceh, Provinsi Sumatra Utara, dan Provinsi Sumatra Barat.
Awak Media berhasil berinteraksi langsung dengan para korban banjir di sejumlah kabupaten yang paling parah, di antaranya: Aceh Tamiang, Bireuen, Langsa, Aceh Timur, Pidie Jaya, Lhokseumawe, Gayo Lues, Blangkejeren, Takengon, Julok, Seruwai, Lokop, dan Aceh Singkil. Akses jalan di Bener Meriah dan Gayo Lues, termasuk jembatan rangka baja, juga dilaporkan terputus akibat bencana ini.
Penanganan cepat dan terpadu dari Pemerintah Pusat adalah kunci untuk menyelamatkan warga dan memulihkan daerah yang terdampak.
Redaktur Pelaksana: Amri
Eksplorasi konten lain dari Cyber Nasional
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.










