
KEBUMEN, 23 Mei 2025 – Di tengah sejuknya pagi Jum’at, sebuah pesan kebenaran yang dalam dan menyentuh hati disampaikan oleh Gus Ulin Nuha Sodiq Suhaimi. Dalam tausiahnya yang penuh hikmah, beliau membukakan mata kita pada sebuah prinsip agung: “Adab dan sikap lebih tinggi dari ilmu, sombong akan membawa ke ruang nista.” Pesan yang disampaikan Gus Ulin Nuha Sodiq Suhaimi bukan sekadar nasehat biasa melainkan sebuah ajakan untuk merenung dan bertumbuh.
Gus Ulin Nuha Sodiq Suhaimi memulai dengan sebuah kisah yang mungkin jarang kita dengar dari sudut pandang ini: kisah Iblis. “Iblis itu sangatlah alim,” tutur beliau, suaranya dipenuhi kebijaksanaan. “Namun, ia bukanlah kekasih Allah.” Beliau memaparkan detail luar biasa tentang kecerdasan Iblis: ia menguasai Al-Qur’an hingga seluk-beluk Asbabun Nuzulnya, memahami Hadits dengan Asbabul Wurudnya, dan bahkan menjadi saksi mata langsung sejarah para Nabi sejak zaman Nabi Adam AS di surga. Iblis bahkan jauh lebih kaya dari bayangan kita, mampu menciptakan emas dalam sekejap.
“Iblis adalah ahli ibadah, ahli Al-Qur’an, ahli Hadits, ahli riwayat, dan ahli kekayaan,” tegas Gus Ulin Nuha. “Ia begitu alim dan pandai dalam segala macam ilmu!”
Namun, di puncak segala kecerdasannya, mengapa Iblis justru dijauhkan dari rahmat Allah dan kekal di neraka? Gus Ulin Nuha Sodiq Suhaimi mengungkapkan inti permasalahannya: “Karena ada kalimat di dalam hatinya ‘AKU LEBIH BAIK DARIMU’.” Inilah akar segala kesombongan, sebuah bisikan yang mematikan jiwa dan membutakan hati dari kebenaran sejati.
Pesan paling inspiratif dari tausiah ini adalah bahwa kemuliaan sejati tidak terletak pada seberapa banyak ilmu atau harta yang kita miliki, melainkan pada kerendahan hati dan keelokan adab kita. Kesombongan, betapapun cemerlangnya akal atau besarnya kekuasaan, akan selalu menjadi penghalang antara diri kita dengan cinta Ilahi. Ia akan menuntun kita ke ruang nista, menjauhkan kita dari kebahagiaan hakiki.
Gus Ulin Nuha Sodiq Suhaimi mengakhiri tausiahnya dengan sebuah doa yang menggugah, doa yang seharusnya menjadi cerminan setiap jiwa: “Semoga sedikit ilmu yang engkau titipkan dalam hati ini tidak menjadikan saya sombong dalam segala urusan. Dan Tidak menjadikan diri saya merasa lebih Baik dari pada yang lainnya AMIN. AMIN AMIN.”
Ini adalah pengingat yang begitu kuat: untuk meraih cinta dan rahmat Allah, kita harus senantiasa memupuk adab yang mulia, menjaga kerendahan hati, dan menjauhi bibit-bibit kesombongan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi pribadi yang berilmu, tetapi juga pribadi yang dicintai oleh Sang Pencipta dan dihormati oleh sesama. Mari kita jadikan pesan ini sebagai panduan hidup, menginspirasi setiap langkah kita menuju kebaikan dan keberkahan.
Publisher -Red
Editor CN -Jhon