
KEBUMEN, JAWA TENGAH– Ribuan warga Desa Adiwarno, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, tumpah ruah dalam perayaan Merti Desa yang unik dan penuh makna pada Jumat, 5 September 2025. Mengusung tema “Saiyeg Saeka Kapti Lestari Kangdumadi” yang berarti “sehati sepikir dalam satu tujuan”, acara ini menjadi wujud nyata gotong royong dan komitmen kuat masyarakat dalam melestarikan budaya leluhur.
Sebagai tradisi turun-temurun, Merti Desa biasanya diadakan seusai panen atau menjelang masa tanam. Perayaan yang rutin dilakukan setiap tahun ini adalah ungkapan rasa syukur mendalam atas rezeki dan keselamatan yang dilimpahkan alam, sekaligus upaya kolektif untuk menjaga tradisi nenek moyang agar tidak lekang oleh waktu.
Sejak pagi, masyarakat dari berbagai dusun berbondong-bondong menuju balai desa. Mereka mengenakan pakaian adat Jawa yang serasi, membawa aneka sesaji dan tumpeng dari rumah masing-masing, menciptakan pemandangan yang sakral sekaligus meriah. Kepala Desa Adiwarno, Wawan Rajiko, menyatakan bahwa perayaan ini adalah ungkapan rasa syukur mendalam atas rezeki dan keselamatan yang dilimpahkan, sekaligus upaya untuk melestarikan tradisi nenek moyang.
Perayaan ini juga menjadi ajang yang memperkuat toleransi dan persatuan. Doa lintas agama yang melibatkan tokoh dari agama Islam, Kristen, dan Buddha menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi masyarakat Adiwarno untuk bersatu dalam semangat kebersamaan.
Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah kirab budaya yang semakin menarik. Panitia membuat inovasi dengan mengajak warga untuk berpartisipasi aktif mengenakan pakaian adat saat kirab. Untuk meningkatkan partisipasi, panitia menyediakan undian berhadiah pakaian adat Jawa lengkap untuk dua Rukun Tetangga (RT) yang beruntung. Program ini rencananya akan diperluas menjadi empat RT pada tahun 2027.
Kemeriahan acara semakin terasa dengan kehadiran tokoh-tokoh penting, seperti Camat Buayan, Kapolsek Buayan, anggota DPRD Amin Lukmantoro, dan mantan Sekda Adi Pandoyo. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh pemerintah dan tokoh masyarakat terhadap pelestarian budaya lokal. Selain itu, sebagai wujud syukur, sebanyak 15 ekor kambing dibagikan kepada masyarakat, yang merupakan sumbangan dari beberapa anggota dewan dan warga desa yang sukses.
Puncak acara ditutup dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Pertunjukan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana penyampaian pesan moral dan kearifan lokal yang relevan, menegaskan bahwa Merti Desa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat.
Melalui perayaan ini, Desa Adiwarno kembali membuktikan bahwa mereka bukan hanya desa yang berdaya secara ekonomi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai luhur dan tradisi yang terus dijaga dengan bangga. Merti Desa menjadi contoh nyata bagaimana sebuah perayaan tradisional dapat menjadi jembatan untuk memperkuat ikatan sosial, menumbuhkan semangat kebersamaan, dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai budayanya.
Publisher -Red
Reporter CN -Waluyo