
Aceh Timur – Warga di sekitar wilayah kerja (WK) Blok A mengeluhkan minimnya informasi terbuka terkait peluang kerja dari PT Medco Malaka. Keterbatasan akses ini dianggap merugikan penduduk lokal dan menimbulkan kekecewaan mendalam, terutama bagi para pemuda di desa-desa yang dilintasi jalan ROW (Right of Way).
Syarifuddin, Ketua Gerakan Pemuda Lingkar Tambang (ROW) Julok, mengungkapkan bahwa praktik rekrutmen yang tidak transparan sudah berlangsung sejak masa konstruksi kilang gas (Central Processing Plant/CPP) dan berlanjut hingga masa produksi saat ini. “Kami sudah berulang kali meminta perusahaan untuk menginformasikan secara terbuka tentang peluang kerja, namun tidak pernah dihiraukan,” ujarnya kepada awak media, Senin (4/8/2025).
Menurut Syarifuddin, PT Medco justru secara terbuka menginformasikan lowongan kerja untuk kategori “skill” dengan pengalaman 15 tahun di berbagai media massa. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan informasi lowongan kategori “non-skill” atau buruh yang hanya dapat diakses oleh pihak-pihak tertentu saja.
“Kami ini ibarat pemilik rumah yang halamannya sedang digali, namun pemiliknya tidak mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan,” lanjutnya. “Kondisi ini menimbulkan rasa ketidakadilan, kecemburuan sosial, dan kekecewaan bagi pemuda, khususnya dari desa-desa di lintasan jalan ROW.”
Kritik tajam juga dilontarkan Syarifuddin terhadap pola rekrutmen PT Medco yang dianggap masih menggunakan sistem lama, padahal proyek ini sudah memasuki masa produksi sejak tahun 2019. Ia menegaskan, seharusnya di masa produksi ini, warga lokal bisa lebih banyak terserap dalam proyek tersebut.
“Jika PT Medco Malaka tidak mengevaluasi kebijakannya yang tidak berpihak kepada warga sekitar, maka jangan salahkan kami jika sebagai native people kami akan memblokade Jalan ROW untuk menuntut perlakuan adil,” tegas Syarifuddin.
Ancaman blokade jalan ini menjadi puncak kekesalan warga yang merasa diabaikan. Selama ini, mereka hanya bisa merasakan dampak negatif dari operasional perusahaan, seperti debu dari lalu-lalang mobil dan alat berat, tanpa mendapatkan manfaat yang dijanjikan.