
PATI – Meskipun sempat ada kabar mengenai kesepakatan damai antara Bupati Pati Sudewo dan Yayak Gundul, perwakilan dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menyatakan bahwa aksi demonstrasi pada 13 Agustus 2025 akan tetap dilaksanakan. Hal ini dikarenakan tuntutan aliansi tidak hanya berfokus pada satu isu, melainkan juga menyoroti dugaan arogansi Bupati Sudewo dan kebijakan yang dianggap tidak adil.
Menurut pihak Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, aksi ini dipicu oleh beberapa hal:
* Pemberhentian Karyawan RSUD Soewondo: Karyawan dengan masa kerja 10 tahun diberhentikan, sementara yang baru 2 tahun dipertahankan. Kebijakan ini dianggap tidak adil.
* Mutasi Kepala Dinas: Dugaan bahwa Bupati hanya menempatkan orang-orangnya di posisi strategis, menyingkirkan pihak yang tidak mendukungnya, sehingga banyak terjadi rangkap jabatan.
Aksi ini tidak hanya berfokus pada isu penurunan pajak, tetapi juga merupakan bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap semena-mena.
Menjelang aksi, dukungan dari berbagai pihak terus mengalir. Hal ini menunjukkan bahwa kesepakatan damai yang dibuat tidak mengurangi gelombang solidaritas yang muncul dari masyarakat.
Pada hari ini, donasi terbesar datang dari Ormas Lindu Aji dan Garda Prabowo, yang menyumbangkan 300 dus air mineral. Selain itu, pada momen Jumat Berkah, mereka juga membagikan 300 bungkus makan siang di lokasi.
Dukungan juga datang dari berbagai kalangan, termasuk:
* Perantau: Donasi spontan dari perantau di Sumatera dan Kalimantan yang disalurkan melalui keluarga di Pati.
* Pedagang: Seorang pedagang buah di Puri menyumbangkan beberapa keranjang buah.
* Petani: Petani turut berdonasi dengan menyumbangkan hasil panen singkong mereka.
Lokasi penyimpanan logistik donasi dilaporkan sudah tidak mampu menampung banyaknya sumbangan, bahkan meluber hingga ke luar.
Sampai rilis ini dibuat, tidak ada pernyataan lebih lanjut dari pihak Bupati Pati terkait rencana aksi yang akan tetap berjalan.
Publisher -Red