KENDAL – Bupati Kendal, Diah Kartika Permanasari, mendesak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk segera mempercepat realisasi kerja sama layanan kardiovaskular di RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Dorongan ini disampaikan Bupati saat membuka kegiatan Proctorship Cardiovascular di RSUD Soewondo, Kendal, pada Jumat (24/10/2025).
Langkah ini dianggap krusial untuk menghadirkan layanan intervensi jantung nonbedah modern bagi masyarakat Kendal, sehingga mereka tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah seperti Semarang atau Jakarta.
Dalam sambutannya, Bupati Diah Kartika Permanasari mengapresiasi upaya RSUD Soewondo yang terus berinovasi dalam peningkatan mutu pelayanan. Ia menegaskan kesiapan pemerintah daerah untuk mengawal proses kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Banyak warga yang harus bolak-balik ke Semarang hanya untuk kontrol jantung. Selain memakan waktu, juga membebani biaya. Kami ingin hal itu segera berubah,” ujar Bupati yang akrab disapa Tika.
Dengan kesiapan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai, Bupati optimistis layanan kardiovaskular di Kendal dapat segera beroperasi penuh. “Kami berharap BPJS segera menyetujui kerja sama ini agar pasien Kendal bisa menikmati layanan jantung modern tanpa harus dirujuk ke luar daerah,” tegasnya.
Bupati juga menekankan bahwa penyediaan layanan kardiovaskular ini adalah bagian dari ikhtiar pemerintah daerah untuk mewujudkan masyarakat Kendal yang sehat dan sejahtera.

Direktur RSUD dr. H. Soewondo Kendal, dr. Shaikhu, menjelaskan bahwa kegiatan Proctorship Cardiovascular melibatkan dokter spesialis dan tenaga medis setempat, serta mendatangkan instruktur dari rumah sakit rujukan nasional, yakni RSUP Harapan Kita Jakarta dan RSUP dr. Kariadi Semarang.
“Kami ingin memastikan kompetensi tim medis Kendal setara dengan rumah sakit besar,” jelas dr. Shaikhu.
Menurut dr. Shaikhu, data menunjukkan angka kasus penyakit jantung di Kendal terus meningkat. Sepanjang tahun 2024, tercatat 660 pasien jantung dengan total kunjungan rawat jalan mencapai 1.203. Namun, karena belum adanya kerja sama resmi dengan BPJS Kesehatan untuk mengkaver layanan jantung, sebagian besar pasien terpaksa dirujuk.
“Padahal 90 persen pasien kami adalah peserta BPJS. Kami berharap ada dorongan agar kerja sama ini segera disetujui, sehingga pasien BPJS juga berhak mendapat pelayanan yang sama seperti pasien mandiri,” katanya, menambahkan bahwa RSUD Soewondo telah memiliki alat intervensi jantung baru yang saat ini hanya digunakan untuk pasien mandiri.
Dukungan terhadap pembukaan layanan jantung di Kendal disampaikan oleh perwakilan rumah sakit rujukan.
dr. Ilham Uddin dari RSUP dr. Kariadi Semarang menilai kehadiran Proctorship Cardiovascular merupakan kemajuan besar di Jawa Tengah. “Kami ingin setiap daerah memiliki pusat layanan jantung agar masyarakat bisa mendapatkan penanganan cepat saat kondisi darurat,” ujarnya.
Senada, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, perwakilan RSUP Harapan Kita Jakarta yang mengampu pengembangan layanan jantung di lebih dari 500 rumah sakit, berharap kerja sama dengan BPJS segera terwujud.
“Tidak mudah membangun layanan ini, tapi kami berkomitmen agar setiap daerah memiliki akses yang adil terhadap fasilitas kesehatan jantung. Seluruh masyarakat memiliki hak pelayanan yang sama, baik di kota besar maupun di daerah,” tegasnya.
Menanggapi desakan tersebut, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kendal, dr. Isti, menjelaskan bahwa keputusan final mengenai kerja sama layanan jantung ini berada di tingkat pusat.
“Soal ini yang menentukan adalah BPJS Kesehatan pusat. Kami masih menunggu keputusan. Selain jantung, ada pula beberapa layanan lain yang saat ini belum terkaver,” jelas dr. Isti.
Publisher -Red
Reporter CN -Zen




