
KEBUMEN – 20 September 2025– Proyek pembangunan talut jalan di Desa Bonosari, Kecamatan Sempor, Kebumen, yang menggunakan Dana Desa 2025 menuai sorotan tajam dari warga setempat. Proyek senilai Rp 34.109.000 ini diduga mengalami mark-up volume yang signifikan.
Kecurigaan ini muncul setelah warga membandingkan data pada papan informasi proyek dengan kondisi fisik di lapangan.
Menurut data proyek, talut seharusnya memiliki panjang 30 meter dan tinggi 2,5 meter. Namun, warga menilai realisasi fisik di lapangan tidak sesuai. “Papan informasi talut di pinggir jalan desa Bonosari itu jelas sekali beda antara volume dan realisasinya. Jauh sekali perbedaannya,” ungkap seorang perwakilan warga yang enggan disebutkan namanya.
Dugaan kejanggalan semakin menguat saat warga membandingkan proyek tersebut dengan pembangunan talut tahun sebelumnya. Proyek tahun 2024 dengan volume yang hampir sama (panjang 29 meter) namun tinggi yang jauh lebih tinggi, hanya menghabiskan anggaran sekitar Rp 24 juta.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan warga. Mereka heran mengapa proyek tahun 2025, dengan tinggi yang berbeda jauh, justru memiliki anggaran yang naik drastis, padahal harga material relatif stabil.
Warga mendesak agar pihak berwenang, seperti Inspektorat dan Kejaksaan, segera turun tangan untuk melakukan pengecekan langsung di lokasi. Mereka berharap pengawasan tidak hanya dilakukan secara administratif, tetapi juga dengan verifikasi fisik di lapangan.
“Kami berharap dinas terkait tidak hanya menerima laporan dari desa saja. Cek langsung di lapangan, bukan cuma soal fisik tapi juga nonfisik,” tambahnya.
Proyek yang menggunakan Dana Desa seharusnya mengedepankan transparansi dan akuntabilitas. Warga hanya ingin memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar digunakan untuk kepentingan pembangunan desa dan sesuai dengan perencanaan.
Saat ini, awak media masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari pihak pemerintah desa maupun dinas terkait mengenai dugaan ini.
Publisher -Red
Reporter CN -Waluyo