
Lubuklinggau, 22 Juli 2025 – Sebuah video yang memperlihatkan dugaan aksi bullying terhadap siswi SMP berinisia MZ (13), pelajar kelas VII SMP Negeri 5 Kota Lubuklinggau, telah beredar luas di media sosial. Terduga pelaku, CC (15), yang merupakan siswi SMP Negeri 14 Kota Lubuklinggau, saat ini telah dilaporkan oleh orang tua korban ke Polres Lubuklinggau pada tanggal 21 Juli 2025.
Menyikapi fenomena ini, KH. Moch. Atiq Fahmi, Lc. M.Ag, seorang tokoh agama sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Ar-Risalah dan Pondok Pesantren Mazroillah, turut angkat bicara. Dalam wawancara yang dilakukan pada Selasa (22/7), beliau menyoroti bullying sebagai “penyakit” serius yang merajalela di dunia pendidikan, baik di lembaga pendidikan agama maupun umum.
“Pihak sekolah, pesantren, dan pemerintah harus lebih waspada serta turut andil dalam mencari solusi terkait masalah bullying ini,” tegas KH. Atiq Fahmi. Beliau menambahkan bahwa salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah orang tua dari terduga pelaku yang cenderung menolak atau tidak kooperatif saat proses penyelesaian masalah. “Sikap defensif orang tua dapat memperbesar masalah, bahkan bisa melibatkan banyak pihak,” jelasnya.
KH. Atiq Fahmi menekankan pentingnya pembinaan tidak hanya bagi anak-anak, tetapi juga bagi orang tua. “Kita tidak bisa hanya meminta korban untuk bersabar, tapi juga harus ada tindakan tegas yang terukur terhadap pelaku bullying. Mendidik mereka tidak selalu harus dengan penjara, namun perlu ada aturan pemerintah, bahkan pada tingkat permintaan daerah, yang mengatur sanksi atau denda sebagai bentuk pertanggungjawaban,” ujarnya.
Beliau juga menyerukan kepada seluruh pihak, khususnya institusi pendidikan dan dinas terkait, untuk terus meningkatkan perhatian dan pelatihan dalam menghadapi masalah bullying. “Pondok Pesantren Ar-Risalah saat ini terus berupaya mengadakan pelatihan tentang cara menghadapi bullying. Mari kita bersama-sama terus belajar dan berdoa agar masalah ini dapat diatasi,” tutupnya.
Publisher -Red
Reporter CN- Riski