
Aceh, Singkil, 13 September 2025 — Yakarim, seorang mantan prajurit TNI, kini dikenal sebagai aktivis yang gigih memperjuangkan aspirasi dan hak masyarakat di Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Setelah pensiun dari dunia militer, ia memilih medan perjuangan baru untuk membela hak-hak warga yang dianggapnya termarginalkan.
Fokus perjuangan Yakarim saat ini adalah isu ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang dialami masyarakat kecil, termasuk terkait sengketa lahan. Ia menggunakan jalur advokasi dan penyampaian aspirasi publik sebagai alat perlawanan terhadap kebijakan yang dianggapnya merugikan rakyat.
“Jika dulu saya berjuang dengan senjata, sekarang saya berjuang dengan suara rakyat. Saya tidak akan pernah mundur,” ujar Yakarim dalam sebuah wawancara.
Perjuangan Yakarim menarik perhatian publik karena ia tidak segan menyampaikan kritik terhadap pihak-pihak berwenang. Sikapnya ini membuatnya menjadi figur yang diperhitungkan oleh masyarakat, tetapi juga menjadi “duri dalam daging” bagi pihak-pihak yang dikritiknya.
Menurut Jul, salah seorang tokoh masyarakat setempat, Yakarim dinilai sebagai sosok yang mementingkan kepentingan rakyat. “Yakarim membela hak-hak masyarakat yang tertindas. Dia bukan mencari jabatan, tapi benar-benar berjuang untuk kepentingan rakyat kecil,” tegas Jul.
Belakangan, kasus yang melibatkan Yakarim dengan PT Delima Makmur menjadi sorotan. Yakarim menuding adanya permasalahan hukum terkait perusahaan tersebut, termasuk perbuatan yang merugikan masyarakat, namun tudingan ini belum terbukti secara hukum. Ia juga mengklaim dirinya “terzalimi” dalam proses ini, yang memperkuat pandangan masyarakat bahwa ia adalah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.
Gerakan Yakarim memicu semangat perlawanan di kalangan masyarakat, yang sering menyuarakan pentingnya berani melawan kezaliman dan menegakkan kebenasan. Pesan-pesan ini sering kali menggema di komunitas-komunitas yang bersentuhan langsung dengan isu-isu yang diangkat Yakarim.
Publisher -Red
Reporter CN -Amri