
Kebumen,CN- 23 Mei 2025 – Angin sore berhembus lembut di Desa Jemur, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, sore ini. Namun, bukan semata angin yang menyejukkan, melainkan aura keberkahan yang menyelimuti kediaman Mujimah dan anaknya Mahmudin . Mereka, yang penuh dengan kerendahan hati, tengah menggelar sebuah acara selametan yang bukan hanya sekadar tradisi, melainkan wujud nyata dari rasa syukur yang meluap-luap menjelang panggilan suci mereka ke Tanah Suci Mekkah.
Bukan kemewahan yang diutamakan, melainkan kebersamaan dan ketulusan. Keluarga, sahabat, tetangga, hingga tokoh masyarakat hadir, membaur dalam doa dan kebahagiaan. Suasana hangat ini menjadi bukti betapa ibadah haji adalah impian yang menginspirasi, bukan hanya bagi yang akan berangkat, tetapi juga bagi seluruh komunitas.
Puncak acara selametan ini diisi dengan siraman rohani yang mendalam dari Gus Ulin Nuha Sodiq Suhaimi, ulama kharismatik dari Kutosari, Kebumen. Dengan suara yang menenangkan namun penuh semangat, Gus Ulin Nuha membawakan ceramah bertajuk “Keutamaan Haji: Sebuah Perjalanan Penyucian Diri dan Penggugur Dosa.”
“Haji adalah sebuah perjalanan spiritual yang tidak hanya mengubah raga, tetapi juga jiwa,” tutur Gus Ulin Nuha. “Ia adalah puncak rukun Islam, sebuah undangan langsung dari Allah SWT untuk kembali ke fitrah, menghapus lembaran dosa, dan terlahir kembali dalam keadaan suci, insyaallah seperti bayi yang baru lahir.”
Beliau tak henti-hentinya mengingatkan bahwa haji bukan sekadar destinasi, melainkan sebuah proses. Proses yang menuntut kesabaran, keikhlasan, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta. “Setiap langkah kaki di Tanah Suci adalah ibadah, setiap tetesan air mata adalah penyesalan yang akan diampuni. Ini adalah kesempatan emas untuk merajut kembali tali silaturahmi dengan Allah,” tambahnya, menginspirasi hadirin untuk merenungkan makna mendalam dari setiap ritual haji.
Gus Ulin Nuha juga menekankan pentingnya persiapan yang matang, bukan hanya fisik dan finansial, tetapi juga mental dan spiritual. “Bekal terbaik dalam perjalanan ini adalah takwa dan niat yang lurus. Semoga Bapak Mahmudin dan Ibu Mujimah, serta seluruh calon jemaah haji dari Kebumen, diberikan kesehatan, kemudahan, dan haji yang mabrur, haji yang diterima di sisi Allah SWT.”
Acara ditutup dengan lantunan doa bersama yang syahdu, memohon kelancaran bagi Bapak Mahmudin dan Ibu Mujimah dalam setiap langkah kaki mereka di Tanah Suci. Senyum haru dan mata berkaca-kaca terpancar dari wajah kedua calon tamu Allah tersebut. Mereka adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, doa, dan keyakinan, impian terbesar pun bisa terwujud.
Kisah Mahmudin dan Ibu Mujimah ini menjadi lentera inspirasi bagi kita semua. Sebuah pengingat bahwa di balik setiap doa dan ikhtiar, ada kekuatan Ilahi yang siap mengabulkan.
Red-Jhon