
Lombok, Jumat, 12 Juli 2024 – Penyelidikan terkait kematian seorang anggota kepolisian, Brigadir N.H., yang ditemukan tewas di sebuah vila di Lombok, terus bergulir. Insiden ini terjadi setelah Brigadir N.H. dilaporkan menghadiri pesta bersama dua atasannya, Kompol I.Y.P.U. dan Ipda H.C., serta dua wanita, salah satunya diidentifikasi sebagai M.P.S. (23) dari Jambi.
Menurut keterangan kuasa hukum M.P.S., Yan Mangandar Putra, M.P.S. mengaku menerima uang sebesar Rp10 juta dari Kompol I.Y.P.U. untuk menemaninya berlibur dan menginap. “Jadi I.Y.P.U. menyewa M.P.S., sementara H.C. menyewa seorang wanita lain berinisial M.P. Adapun almarhum [Brigadir N.H.] tidak menyewa perempuan, ia hanya bertindak sebagai sopir,” ujar Yan pada Rabu (9/7) lalu.
Yan Mangandar Putra menambahkan bahwa kelima orang tersebut diduga berpesta narkoba dan minuman keras sambil berendam di kolam. Ketegangan dilaporkan muncul ketika Brigadir N.H. disebut mencoba merayu dan mencium M.P., teman wanita Ipda H.C.. “M.P.S. sempat melihat N.H. menciumi M.P. di atas kolam. M.P.S. menegur N.H., ‘Jangan begitu, itu cewek abangmu’,” lanjut Yan.
M.P.S. sempat merekam Brigadir N.H. berendam santai pada pukul 19.55 WITA, yang menjadi momen terakhir korban terlihat hidup. M.P.S. mengaku tidak mengingat kejadian setelah dirinya masuk ke kamar mandi untuk waktu yang cukup lama. Brigadir N.H. kemudian ditemukan tewas dengan tulang lidah patah, yang diduga akibat cekikan.
Yan juga menyebutkan bahwa M.P.S. kerap mengalami gangguan psikologis setelah ditetapkan sebagai tersangka. “Sejak ditetapkan tersangka, M.P.S. kerap stres, bahkan mengaku kerasukan arwah N.H. Arwah itu disebut-sebut menyebutkan pelaku dan cara dia dibunuh. Saat hipnosis, M.P.S. menggambarkan ada sosok raksasa tanpa wajah yang melarangnya bicara soal kejadian itu,” terang Yan.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, membenarkan dugaan motif di balik insiden ini. “Ada peristiwa almarhum mencoba untuk merayu dan mendekati rekan wanita salah satu tersangka, itu ceritanya. Diduga merayu dan itu dibenarkan oleh saksi yang ada di TKP,” kata Kombes Syarif. Polisi memperkirakan kematian terjadi antara pukul 20.00–21.00 WITA. Hingga saat ini, belum ada pengakuan resmi dari pihak mana pun mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kematian Brigadir N.H.*(Red)