
KEBUMEN JAWA TENGAH– Pelaksanaan Program Makanan Bergizi (MBG) di sejumlah wilayah di Kebumen, termasuk Kecamatan Sempor dan Puring, menuai kecaman pada hari pertama distribusinya, Rabu (3/9/2025). Alih-alih mendapatkan asupan gizi yang dijanjikan, warga justru dibuat kecewa dengan temuan sayuran basi dan menu yang tidak lengkap, memicu pertanyaan tajam mengenai pengawasan dan standar pelaksanaan program.
Di Kecamatan Sempor, keluhan serius datang dari sebuah sekolah madrasah. Sebagian sayur yang dibagikan kepada siswa dilaporkan telah basi dan tak layak konsumsi. “Kami langsung komplain. Kasihan anak-anak kalau makan sayur yang sudah tidak layak,” ungkap seorang guru yang meminta identitasnya dirahasiakan, menunjukkan kekecewaan mendalam atas insiden ini.
Kondisi serupa, bahkan lebih buruk, terjadi di Kecamatan Puring. Foto-foto yang beredar di masyarakat dan media sosial menunjukkan menu yang dibagikan sangat jauh dari kata “bergizi”. Warga hanya menerima seporsi nasi dan tahu, tanpa adanya buah seperti yang dijanjikan dalam konsep awal program MBG. “Kalau begini, namanya bukan makanan bergizi, hanya sekadar makanan,” kritik seorang ibu rumah tangga di Puring, menyoroti inkonsistensi antara janji program dan realitas di lapangan.
Kontroversi ini dengan cepat menyebar dan menjadi perbincangan hangat. Banyak pihak menyayangkan kejadian ini, mengingat tujuan mulia program MBG untuk mengatasi masalah gizi, terutama di kalangan anak-anak. Insiden ini dianggap mencederai kepercayaan publik dan menunjukkan adanya celah serius dalam manajemen program.
Masyarakat mendesak agar anggota dewan, Dinas Sosial, dan pihak terkait segera mengambil tindakan. “Ini harus jadi perhatian serius. Jangan sampai program baik malah jadi masalah karena pelaksanaannya tidak sesuai standar,” kata seorang tokoh masyarakat, menegaskan perlunya audit menyeluruh terhadap program ini.
Kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa pengawasan ketat dan audit kualitas berkala sangat krusial. Transparansi dalam proses pengadaan, pengolahan, dan distribusi mutlak diperlukan untuk memastikan setiap rupiah anggaran digunakan secara bertanggung jawab dan makanan yang sampai ke tangan penerima manfaat benar-benar layak dan sesuai standar gizi.
Apakah pemerintah daerah Kebumen akan segera mengambil langkah konkret untuk mengevaluasi dan memperbaiki program ini demi keberhasilan yang berdampak positif bagi masyarakat, ataukah insiden serupa akan terus berulang?
Publisher -Red
Reporter CN -Waluyo