
Rencana Bupati Jombang, Jawa Timur, CN– Rabu 28 Mei 2025- Warsubi, untuk mengubah semboyan kota dari “Kota Santri” menjadi “The Root Of Java” telah memicu beragam reaksi dan penolakan publik. Ide perubahan ini dinilai sebagian pihak dapat mengabaikan sejarah dan identitas Kabupaten Jombang yang kental dengan tradisi keulamaan.
Pandangan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), Ketua Umum Organisasi Masyarakat (Ormas) Budaya Kebangsaan Lintas Agama Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), menyampaikan penolakannya terhadap rencana perubahan semboyan tersebut. Dalam sebuah wawancara khusus, Gus Wal menyatakan, “Bupati jangan pura-pura buta sejarah. Jombang yang identik dengan kaum sarungan jangan sekali-kali di-Wahabikan dengan kedok modernisasi dan investasi. Kami dari PNIB dan segenap elemen masyarakat menyatakan menolak keras ide sarapatigenah itu.”
Gus Wal berpendapat bahwa semboyan “The Root Of Java” tidak memiliki relevansi historis yang kuat dengan Jombang. Ia khawatir perubahan ini dapat mengikis nilai-nilai toleransi dan pluralisme yang telah mengakar di Jombang, serta diindikasikan sebagai upaya untuk meninggalkan tradisi lokal. “Menghapus budaya kota santri menjadi Root of Java itu ciri-ciri kaum Wahabi yang ingin menjajah paham Islam tradisional dengan cara meninggalkan nilai tradisi dan budaya yang ada. Kita tidak butuh Bupati pencitraan dengan agenda me-Wahabikan kota Jombang,” tambahnya.
Gus Wal berharap aspirasi masyarakat Jombang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah daerah. Ia menekankan bahwa kepala daerah seharusnya menjadi pelayan rakyat dan mengutamakan kepentingan warganya. “Bupati hanya jongos rakyat, bukan penguasa. Aspirasi rakyat jika diabaikan maka sama saja mengadu domba warganya sendiri. Baca sejarah, dialog dengan rakyat dan hargai suara putra daerah Jombang. Abaikan pendapat dari kelompok sarapatigenah dengan alasan apapun,” ujar Gus Wal.
Secara spesifik, Gus Wal juga menyinggung tentang keberadaan Wonosalam Boarding School, menyatakannya sebagai “sekolah Wahabi berkedok pendidikan” dan mendesak pembubarannya sebagai langkah seorang Bupati yang memahami Jombang.
PNIB dikenal sebagai salah satu ormas yang secara aktif menolak penyebaran paham Wahabi dan Khilafah, yang mereka anggap berkedok dakwah dan pendidikan. Organisasi ini mengamati adanya gerakan paham radikal yang menyasar masyarakat dengan iming-iming “jihad” sebagai bibit intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
“Menjaga kampung, desa, dan tetangga dari bahaya kelompok Wahabi, Khilafah, radikalisme, dan terorisme menjadi agenda PNIB dalam rangka menangkal gerakan paham asing yang tidak sesuai dengan tradisi dan jatidiri bangsa. Kami akan terus melawan siapapun yang mendukung gerakan tersebut,” pungkas Gus Wal.*(Red)