
Jakarta 16 Oktober 2025– Guru Besar [Sebutkan Bidang atau Institusi Prof. Sutan, jika ada] Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, S.H., M.H., mendesak Presiden RI untuk menghentikan sementara dan mengevaluasi total program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menyusul laporan kasus keracunan yang menimpa sejumlah siswa di berbagai daerah.
Desakan ini muncul setelah insiden keracunan MBG yang kembali terjadi, salah satunya dilaporkan menimpa 52 siswa di SMP N 1 Laguboti, Toba, Sumatera Utara. Prof. Sutan menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut, yang menurutnya bertentangan dengan tujuan awal program nasional untuk memberikan asupan gizi.
“Anak bangsa yang diprogram MBG menjadi korban keracunan, bahkan mengancam kematian, yang bukan tujuan dari kegiatan program Nasional yang tujuannya untuk memberikan asupan gizi. Program MBG malah banyak terjadi berbagai kasus di seluruh daerah Indonesia yang menjadi sasaran MBG. Presiden [Sebutkan nama lengkap Presiden] sebaiknya stop MBG sambil mengevaluasi segala sesuatu, mencari solusi ke depan agar tidak terjadi korban kalau MBG diteruskan,” ujar Prof. Sutan Nasomal dalam keterangannya [Sebutkan kapan/di mana keterangan diberikan, misal: di Jakarta, hari ini].
Ia menambahkan bahwa meningkatnya kasus keracunan telah menimbulkan kecemasan di kalangan orang tua. “Kecemasan juga dialami banyak orang tua karena korban keracunan semakin banyak di beberapa daerah. Maka keberatan para orang tua agar siswa untuk tidak memakan MBG dari program perbaikan gizi,” tambahnya.
Prof. Sutan Nasomal juga menyoroti kelemahan mendasar dalam pelaksanaan MBG, terutama pada aspek pengawasan. Ia menilai pengawasan dan pakar ahli gizi tidak terlibat secara langsung dalam proses penyediaan makanan.
Ia mendesak adanya ketegasan penegakan hukum terhadap pihak yang bertanggung jawab jika terjadi keracunan. “Harus ada ketegasan dari pihak Polri untuk menindak [mengusut] para pelaksana MBG (dapur yang memasak) bila terjadi keracunan. Proses hukum harus ditegakkan,” tegasnya, tanpa bermaksud menghakimi dan tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.
Sebagai alternatif, Prof. Sutan mengusulkan agar anggaran program MBG dapat dialihkan kepada program-program yang dianggapnya lebih mendesak dan memiliki dampak signifikan.
“Alihkan program MBG kepada program yang sangat penting. Contoh Pemulihan desa miskin menjadi desa maju. Desa sulit air rawan kekeringan dibantu agar bisa memiliki sumber air untuk masyarakat dan pertanian. Menciptakan Transmigrasi, dan lain-lain,” tutupnya.
Narasumber: Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, S.H., M.H.