
Kebumen,Sempor- 24 Juni 2025– Komitmen PT Mitra Perusahaan Sampurna terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) kembali dipertanyakan. Berlokasi strategis di Desa Jatinegara, Kecamatan Sempor, Kebumen, perusahaan ini menjadi sorotan tajam setelah Kades Sunaryo mengungkapkan fakta mengejutkan: desa Jatinegara belum pernah menerima bantuan CSR yang jelas dan terarah selama masa kepemimpinannya.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kades Sunaryo kepada awak media pada Selasa, 24 Juni 2025, di kantornya, memicu keresahan yang meluas di kalangan warga.
Sorotan terhadap minimnya kontribusi sosial PT Mitra Perusahaan Sampurna semakin mencuat dengan terungkapnya insiden ambruknya bangunan di bagian belakang pabrik yang menimpa sawah warga. Meskipun perbaikan telah dilakukan setelah usulan dari pihak desa, Kades Sunaryo dengan tegas menyatakan, “Tapi sejak saya menjabat sampai saat ini yang dana CSR belum pernah ke desa.” Insiden ini bukan hanya merugikan petani secara langsung, tetapi juga menjadi simbol nyata kerapuhan komitmen perusahaan terhadap dampak operasionalnya pada lingkungan sekitar.
Kades Sunaryo mengakui bahwa PT Mitra Perusahaan Sampurna memang rutin memberikan bantuan berupa sapi secara bergilir setiap tahun, khususnya pada bulan-bulan besar. Namun, Kades Sunaryo mengaku tidak tahu apakah bantuan sapi tersebut termasuk dalam alokasi dana CSR atau bukan. “Setiap tahun bulan besar selalu ngasih sapi yang digilir, itu saya enggak tahu dana CSR atau bukan,” ujarnya. Ketiadaan kejelasan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan akuntabilitas program CSR perusahaan.
Lebih jauh, Sunaryo juga menyinggung bantuan untuk Lembaga Sosial Kampung (LSK). Disebutkan bahwa dari empat LSK yang ada, hanya dua yang pernah mendapatkan bantuan sebesar Rp200.000 per bulan, dan itu pun terjadi pada tahun 2010. “Kalau sekarang saya enggak paham,” imbuhnya, menunjukkan ketidakpastian mengenai keberlanjutan dan relevansi bantuan tersebut di masa kini.
Keresahan masyarakat Jatinegara ini mencerminkan tuntutan yang mendesak akan komitmen nyata dan berkelanjutan dari PT Mitra Perusahaan Sampurna terhadap tanggung jawab sosialnya. Minimnya transparansi terkait program CSR, serta absennya bantuan CSR yang signifikan dan terencana untuk pembangunan desa, menjadi catatan merah yang tak bisa diabaikan.
Publik dan pemangku kepentingan berharap PT Mitra Perusahaan Sampurna dapat segera menunjukkan itikad baiknya. Sudah saatnya perusahaan lebih proaktif dan transparan dalam menjalankan program CSR-nya, tidak hanya sebagai formalitas, tetapi sebagai investasi nyata dalam kesejahteraan dan keberlanjutan lingkungan sosial di sekitarnya.
Apakah PT Mitra Perusahaan Sampurna akan menjawab keresahan ini dengan aksi nyata, ataukah akan terus abai terhadap tuntutan masyarakat? Waktu akan membuktikan.*(Red)