
TANGERANG,27 Agustus 2025, — Publik Kota Tangerang digegerkan oleh longsornya tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing pada Selasa (26/8/2025). Insiden ini tidak hanya mengganggu aktivitas pembuangan sampah, tetapi juga memicu kemarahan dan kekecewaan warga yang menyoroti dugaan ketidakberesan dalam pengelolaan anggaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Alih-alih menjadi perhatian atas penanganan darurat, insiden longsor ini justru menjadi pintu masuk bagi warganet untuk menyuarakan kritik tajam terkait dugaan “proyek hantu” yang sebelumnya sudah menjadi perbincangan. Sentimen publik yang terungkap di media sosial mencerminkan keraguan mendalam terhadap transparansi dan akuntabilitas DLH Kota Tangerang.
Warganet Soroti ‘Proyek Hantu’ dan Anggaran yang Diduga Bocor
Komentar-komentar warganet mengalir deras, menunjukkan kekecewaan yang sudah berakar kuat. Warganet dengan akun @Chandra Cahyadi secara langsung mempertanyakan, “tolong juga di tanyakan kemana uang buat biaya perawatan operasional kendaraan pengangkut sampahnya.” Pertanyaan ini memicu dugaan adanya kebocoran anggaran yang tidak hanya terjadi pada proyek besar, tetapi juga pada perawatan operasional harian.
Sikap apatis dan sinis juga terlihat dari berbagai komentar. Salah satunya datang dari akun @Suhha Emi yang menanggapi dengan singkat namun menohok, “yahhh dh g kaget lagiii 😂🤣😂.” Reaksi ini seolah menegaskan bahwa isu korupsi dan skandal di pemerintahan daerah bukan lagi hal yang mengejutkan, melainkan sudah dianggap sebagai hal yang lumrah.
Bahkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK yang seharusnya menjadi kebanggaan kini malah menjadi bahan olok-olok. Akun @D.gogon menyindir, “tiap tahun biasa dapet predikat WTP wk wk wk wk ternyata SDH berakar akut.” Komentar ini mencerminkan hilangnya kepercayaan publik terhadap akuntabilitas pemerintah daerah.
Tingginya tingkat pesimisme juga ditunjukkan oleh akun @ACBR@, yang berkomentar, “usut dan kawal, karena di negara ini sudah lumrah suap menyuap, 💪😬.” Komentar ini tidak hanya menyoroti masalah di DLH, tetapi juga merefleksikan potret buram budaya korupsi yang dianggap telah menjangkiti berbagai sektor.
Longsor yang terjadi di TPA Rawa Kucing memaksa pengelola untuk menutup sementara akses pembuangan sampah. Akibatnya, puluhan truk sampah dari berbagai wilayah Kota Tangerang terpaksa mengantre panjang. Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu penumpukan sampah di sejumlah lokasi jika masalah tidak segera teratasi.
Terlepas dari dampak fisik longsor, desakan utama yang disuarakan warganet adalah agar media mengusut tuntas skandal anggaran yang mereka sebut “anggaran gelap.” Mereka menuntut pengungkapan detail secara transparan, mulai dari siapa saja yang terlibat hingga kerugian yang ditimbulkan.
Sentimen yang muncul secara umum adalah kemarahan dan rasa tidak berdaya warga yang merasa bahwa dugaan korupsi ini berdampak langsung pada pelayanan publik sehari-hari, seperti biaya pengangkutan sampah bulanan. Sebagaimana diungkapkan oleh akun lain, komentar seperti “Buat yg paham ajalah, gimana rasanya tinggal di KOTA TANGERANG 🥺” menunjukkan frustrasi warga yang merasa tidak bisa berbuat banyak.
Secara ringkas, masyarakat Kota Tangerang menginginkan sebuah berita yang berani dan tidak takut mengungkap kebenaran. Mereka berharap berita ini bisa menjadi alat untuk menuntut keadilan dan mendorong perubahan nyata dalam pengelolaan pemerintahan daerah.
Publisher -Red