
INTAN JAYA, PAPUA – Ratusan warga dari Desa Eknemba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, terpaksa mengungsi ke Ibu Kota Sugapa dan sekitarnya akibat eskalasi konflik bersenjata antara TNI dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terjadi sejak Kamis, 14 Agustus 2025. Setelah menempuh perjalanan yang sulit dan berbahaya selama tiga hari, para pengungsi tiba hari ini, Minggu, 17 Agustus 2025.
Berdasarkan data yang dihimpun, total 200 pengungsi terdiri dari 60 anak-anak, 90 ibu dan perempuan, serta 50 laki-laki. Mereka berasal dari empat jemaat gereja di Desa Eknemba yang meninggalkan rumah dan harta benda demi mencari keselamatan.
Para pengungsi saat ini tersebar di beberapa lokasi di dua distrik, yaitu:
* Desa Mamba, Distrik Sugapa
* Desa Yokatapa, Distrik Sugapa
* Desa Soangama, Distrik Hitadipa
* Desa Janamba, Distrik Hitadipa
Kondisi para pengungsi saat ini sangat memprihatinkan. Mereka membutuhkan bantuan mendesak, terutama makanan, air bersih, pakaian layak, selimut, dan layanan kesehatan. Banyak anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit akibat kelelahan dan kondisi perjalanan.
Masyarakat lokal dan aparat setempat telah berupaya memberikan bantuan awal, namun bantuan dalam skala besar sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai pihak diharapkan segera mengambil langkah nyata untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi, terutama kelompok yang paling rentan, yaitu anak-anak dan perempuan.
Peristiwa ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Papua. Penderitaan yang dialami warga sipil adalah cerminan nyata dari dampak buruk konflik. Rilis ini menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri dan memprioritaskan dialog damai demi kemanusiaan.
Kami juga mengundang berbagai pihak, baik individu maupun organisasi, untuk berdonasi atau menjadi relawan. Setiap bantuan, sekecil apa pun, akan sangat berarti bagi mereka yang sedang dilanda kesusahan. Mari bersama-sama menunjukkan solidaritas dan kepedulian.
Publisher -Red
Reporter CN- Detinus Sani