
SANA’A, YAMAN – 29 Mei 2025 – Serangan udara Israel pada Rabu, 28 Mei 2025, dilaporkan telah menghantam dan menghancurkan satu-satunya pesawat komersial yang masih beroperasi milik Yemenia Airlines di Bandara Internasional Sana’a, Yaman. Pesawat tersebut, yang merupakan harapan bagi ribuan jemaah haji Yaman, dijadwalkan akan mengangkut mereka menuju Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji 2025.
Hancurnya pesawat ini secara signifikan mengganggu rencana perjalanan haji bagi ribuan jemaah Yaman, karena pesawat itu satu-satunya sarana komersial yang tersedia untuk penerbangan haji dari Sana’a. Pihak Yemenia Airlines telah mengumumkan penghentian semua penerbangan dari Bandara Sana’a hingga waktu yang tidak ditentukan.
Serangan ini juga menghantam landasan pacu bandara, menyebabkan kerusakan parah dan menjadikannya tidak berfungsi untuk sementara. Bandara Sana’a sendiri baru saja melanjutkan layanan komersial terbatas pada 17 Mei setelah serangan Israel sebelumnya pada bulan yang sama.
Serangan ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak internasional, termasuk Iran dan PBB. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyebut serangan ini sebagai “kejahatan besar” yang bertujuan untuk “mencegah transfer jemaah haji Yaman”. PBB juga menyatakan keprihatinan atas serangan terhadap infrastruktur sipil yang berdampak pada kemampuan warga Yaman untuk bepergian.
Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan “target teror” Houthi di bandara, sehari setelah kelompok Houthi menembakkan dua proyektil ke wilayah Israel. Israel menegaskan bahwa siapa pun yang menyerang mereka akan “membayar mahal”. Serangan ini menandai eskalasi lebih lanjut dalam konflik antara Houthi dan Israel, yang telah memburuk sejak pecahnya perang di Gaza.
Situasi di Yaman masih sangat rapuh, dan serangan ini memperparah krisis kemanusiaan di negara tersebut. Ribuan warga Yaman bergantung pada Bandara Sana’a untuk perjalanan medis, pendidikan, kunjungan keluarga, atau ibadah keagamaan, seperti haji. Penghancuran aset krusial ini semakin memperparah penderitaan mereka, mengisolasi mereka dari dunia luar dan memupus harapan akan kehidupan yang lebih baik.