
BANDUNG – Nama mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kembali menjadi pusat perhatian publik. Citra politiknya yang selama ini dikenal bersih kini menghadapi ujian berat di tengah serangkaian dugaan kontroversi, mulai dari masalah proyek anggaran hingga isu personal. Kritikus dan aktivis mendesak penegak hukum, khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk menelusuri tuntas dugaan penyimpangan yang membayangi jejak kepemimpinannya.
Harry Utha, Kepala Divisi Investigasi DPP LSM GMBI, menyatakan kekecewaannya terhadap mangkraknya sejumlah proyek strategis. “Proyek mesin parkir senilai miliaran di Kota Bandung hanya jadi bangkai, tidak berfungsi. Halte-halte pun terkesan kumuh dan tak terurus. Ini uang rakyat, bukan uang pribadi,” tegasnya.
Proyek-proyek besar di era kepemimpinannya sebagai Gubernur Jabar, yang menelan anggaran triliunan rupiah, juga dipertanyakan hasilnya. Harry menambahkan, “Masyarakat mulai menduga adanya manipulasi data anggaran. Kami menanti langkah nyata dari KPK. Jangan sampai penegakan hukum hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas.”
Di tengah sorotan tajam soal kebijakan, sebuah kasus yang lebih bersifat pribadi turut mencuat dan menarik perhatian publik luas. Ridwan Kamil sempat dituduh memiliki anak di luar pernikahan dengan seorang model.
Meskipun hasil tes DNA dari pihak kepolisian pada Agustus 2025 lalu menunjukkan non-identik, kasus ini tetap menjadi sorotan, terutama dengan adanya klaim dari sang model yang meminta tes DNA ulang dan tuduhan aliran dana yang kini diselidiki oleh KPK.
Spekulasi liar pun bermunculan, diperkuat oleh sikap istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, yang sempat memilih diam di hadapan media. Namun, setelah hasil tes DNA keluar, Atalia memberikan respons singkat yang menunjukkan kelegaan, “Semangat.”
Para pengamat politik menilai bahwa akumulasi isu ini berpotensi merusak karir politik Ridwan Kamil secara fundamental. Sosok yang semula digadang-gadang sebagai calon pemimpin nasional kini berada di persimpangan jalan.
Akankah kasus-kasus ini menjadi “bangkai politik” yang dibiarkan membusuk tanpa kejelasan, ataukah aparat penegak hukum akan benar-benar menindaklanjuti dan membongkar kebenaran di baliknya? Publik menanti jawaban yang pasti.
Publisher -Red
Reporter CN -Waluyo