
KEBUMEN,CN – 10 Mei 2025 Malam– Di tengah hiruk pikuk Desa Kotosari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, berdiri sebuah warung angkringan sederhana namun kaya akan cita rasa. Sosok di baliknya adalah Nano, pria berusia 48 tahun yang telah dua tahun belakangan ini setia menjajakan aneka hidangan khas Jawa.
Berlokasi di RT 6 RW 2 Dukuh Kauman, Desa Kotosari, angkringan milik Nano menawarkan beragam pilihan yang menggugah selera. Mulai dari berbagai jenis kopi yang harum, gorengan renyah, hingga minuman tradisional seperti kopi jahe dan jahe susu yang menghangatkan. Namun, primadona yang selalu dicari pelanggan setianya adalah “nasi kucing” yang legendaris.
Dengan penghasilan yang tak menentu, Nano menjalani suka duka dalam berdagang. Kadang ramai pembeli, namun tak jarang pula sepi. Meski demikian, semangatnya untuk terus menyajikan hidangan berkualitas dengan cita rasa otentik tak pernah surut.
“Berjualan angkringan ini sudah menjadi bagian hidup saya,” ujar Nano dengan senyum ramahnya. “Ada kalanya ramai sekali, alhamdulillah. Tapi kalau sedang sepi, ya harus tetap sabar dan berusaha lebih keras lagi.”
Keberadaan angkringan Nano bukan hanya sekadar tempat untuk mengisi perut, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial bagi warga sekitar. Sambil menikmati hidangan sederhana, obrolan hangat dan keakraban terjalin, menciptakan suasana kekeluargaan yang khas.
Warung juga tak jarang tempat terbaik untuk mencari inspirasi sambil menikmati kopi hangat dan makan gorengan, bercengkrama dengan sahabat dekat adalah sebuah anugrah tersendiri.
Red