
LAHAT, SUMATERA SELATAN, 8 Juni 2015— Di tengah hiruk pikuk ekonomi lokal, kisah-kisah inspiratif seringkali muncul dari balik dapur-dapur rumahan. Salah satunya adalah Desmalaini, seorang perempuan gigih dari Desa Rimba Sujud, Kecamatan Pagar Gunung, Kabupaten Lahat, yang sukses merintis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kerupuk jangek dengan merek Jangek DS. Kisahnya kini menyoroti kebutuhan akan perhatian serius dari pemerintah untuk UMKM di daerah.
Dengan bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, tepung tapioka, minyak, dan bumbu penyedap, Desmalaini mengubahnya menjadi penganan renyah yang digemari masyarakat. Setiap minggunya, ia mampu memproduksi sekitar 50 kilogram kerupuk jangek yang kemudian didistribusikan ke warung-warung kelontong di seluruh Kecamatan Pagar Gunung. Jangkauan pasar yang telah terbentuk ini menunjukkan potensi besar UMKM Jangek DS dalam menggerakkan roda perekonomian desa.
Namun, di balik kegigihan dan semangatnya, Desmalaini menyimpan sebuah harapan besar. Ia sangat berharap pemerintah daerah dapat meninjau langsung usaha kecil seperti miliknya. Peninjauan ini, menurut Desmalaini, adalah langkah awal yang krusial untuk bisa mendapatkan bantuan modal. Bantuan tersebut diyakini akan menjadi suntikan vital bagi pengembangan usahanya, mulai dari peningkatan kapasitas produksi hingga perluasan jangkauan pasar.
“Kami berharap sekali ada perhatian serius dari pemerintah daerah. Dengan adanya bantuan modal, kami yakin usaha kecil seperti Jangek DS bisa lebih maju dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian lokal,” ujar Desmalaini dengan penuh harap.
Kisah Desmalaini adalah cerminan semangat kewirausahaan yang patut diacungi jempol. UMKM seperti Jangek DS bukan hanya sekadar ladang penghasilan, tetapi juga pilar ekonomi di tingkat akar rumput yang menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan roda ekonomi desa. Dukungan nyata dan perhatian serius dari pemerintah daerah akan menjadi kunci untuk mendorong lebih banyak Desmalaini lainnya untuk tumbuh dan berkembang, mewujudkan potensi ekonomi yang tersembunyi di setiap sudut negeri. Mengabaikan potensi ini berarti mengabaikan peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi inklusif di daerah.
Publisher -Red
Reporter CN- Susi Pensi