
Banggai Laut, Sulawesi Tengah, CN,– Banjir rob akibat abrasi pantai terus menjadi ancaman tahunan bagi warga Desa Lokotoi, Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Fenomena yang telah terjadi secara rutin sejak tahun 2015 ini menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah rumah penduduk dan melumpuhkan akses jalan pesisir pantai.
Pada 12 Juni 2025, banjir rob kembali merendam pemukiman warga, khususnya di Dusun 2 dan Dusun 4. Genangan air laut yang tinggi, bahkan melebihi tanggul penahan ombak yang rusak, menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi warga.
Asrun, salah seorang warga Desa Lokotoi yang terdampak, mengungkapkan keresahannya. “Banjir rob ini terjadi setiap tahun karena rusaknya tanggul. Air laut merendam pemukiman kami, rumah-rumah rusak, dan jalan pesisir terendam. Tanggul sudah tidak layak lagi, air laut lebih tinggi dari tanggul,” jelas Asrun.
Ia menambahkan bahwa keresahan ini telah berulang kali disampaikan kepada pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setiap tahunnya. “Kami berharap ada perhatian dan kepedulian dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat terhadap desa kami dan warga yang terdampak,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Lokotoi, Hasran, menyatakan telah berupaya maksimal untuk menyuarakan permasalahan ini. “Saya sudah berupaya terkait permasalahan yang terjadi di desa saya. Bahkan, selalu menyuarakan masalah ini di forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kecamatan hingga ke pemerintah daerah mengenai kondisi desa kami yang dialami warga terdampak akibat rusaknya tanggul yang menyebabkan abrasi dan banjir rob,” terang Hasran.
Kerusakan infrastruktur tanggul yang sudah tidak memadai menjadi pemicu utama terjadinya abrasi dan banjir rob yang tak kunjung usai. Warga dan pemerintah desa berharap adanya tindakan konkret dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini demi keberlangsungan hidup dan keamanan masyarakat pesisir Desa Lokotoi.
Publisher -Red
Reporter CN- Faisal