VIRAL! Arogansi Berujung Kekerasan di Kalimantan Tengah: Video Penyerangan Dini Hari Gemparkan Publik, Tuntutan Hukum Mendesak Menggema!

PALANGKARAYA, 17 Juli 2025 – Jagat maya dihebohkan dengan sebuah insiden memilukan yang mempertontonkan premanisme dan arogansi yang tak terbayangkan di Wengga Happy Timur, Kalimantan Tengah. Pada Selasa dini hari, 15 Juli 2025, sekitar pukul 01.00 WIB, sebuah rumah digerebek paksa, dan seorang wanita menjadi korban penyerangan brutal. Ironisnya, semua ini dipicu oleh kesalahpahaman konyol yang berujung pada tindakan kekerasan yang menjijikkan.

Video kejadian ini viral di berbagai platform media sosial, memicu badai kemarahan dan kecaman keras dari netizen di seluruh Indonesia. Rekaman tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana para pelaku, tanpa tedeng aling-aling, menendang pintu dan memecahkan kaca jendela sebelum menyerbu masuk. Dalih mereka sungguh di luar nalar: menuduh pemilik rumah membawa pacar. Padahal, wanita yang mereka aniaya adalah adik kandung pemilik rumah yang memang menginap. “Apakah seperti ini keamanan di Wengga Happy Timur? Pintu rumah saya didobrak jam 1 pagi. Mereka kira anak saya membawa pacarnya, padahal itu adiknya sendiri,” curhat sang pemilik rumah di media sosial, mengungkapkan keputusasaan yang mendalam.

Arogansi Tanpa Batas: Netizen Geram Melihat Pelaku Bertingkah Layaknya Preman

Yang paling membakar amarah publik adalah sikap para pendobrak pintu yang terekam dalam video. Mereka tidak hanya melakukan kekerasan, tetapi juga bertingkah seolah tak bersalah, bahkan berpose layaknya anak punk, dipimpin oleh seorang individu tua yang tampak jelas tidak memiliki etika dan adab. Mereka seakan menyatakan diri sebagai pihak yang paling benar, dengan ekspresi angkuh dan tanpa penyesalan sedikit pun. Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, ini adalah tamparan keras bagi nilai-nilai kemanusiaan dan norma sosial.

Komentar netizen membanjiri lini masa, mencerminkan kegusaran kolektif:

 * “Ini jelas-jelas premanisme! Di mana aparat keamanan saat hal seperti ini terjadi? Apakah mereka bebas bertindak sesuka hati?”

 * “Melihat video ini sungguh menyakitkan hati. Polisi harus segera bertindak, jangan biarkan orang-orang biadab ini bebas!”

 * “Orang tua yang memimpin itu seharusnya menjadi contoh, bukan malah mengajarkan kekerasan. Generasi macam apa ini?”

 * “Video ini bukti nyata rapuhnya rasa aman dan kurangnya kesadaran hukum di sebagian masyarakat. Sungguh memprihatinkan!”

Kasus ini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian setempat. Namun, kemarahan publik menuntut tindakan hukum yang segera dan tegas. Tidak ada ruang bagi kompromi terhadap aksi main hakim sendiri yang merusak tatanan sosial dan mencoreng nama baik daerah.

Masyarakat mendesak Kepolisian untuk:

* Segera menangkap semua pelaku yang terlibat dalam penyerangan ini.

* Memastikan proses hukum berjalan transparan dan seadil-adilnya.

* Memberikan sanksi tegas agar menjadi efek jera bagi pelaku dan mencegah kejadian serupa terulang.

Insiden di Wengga Happy Timur ini adalah cerminan nyata bahwa masalah keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga dari kualitas moral dan etika dalam masyarakat itu sendiri. Jangan biarkan arogansi dan kekerasan terus merajalela! Keadilan harus ditegakkan, dan rasa aman bagi warga harus dipulihkan segera!

Publisher -Red